PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo menyampaikan bahwa peringatan maulid nabi Munhammad SAW adalah bentuk takzim dan syukur serta ungkapan mahabbah kepada junjungan yang kita peringati maulidnya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sabtu (22/10/22)
“Dengan takzim kepada Nabi Muhammad. Iman dan takwa kita semakin meningkat, mahabbah kita semakin kuat sehingga itu menjadi modal bagi kita untuk bisa mengikuti ajaran-ajarannya, ” katanya.
Kiai Zuhri melanjutkan, bahwa dengan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan meniru akhlaknya. Harapan puncaknya adalah mendapat syafaat dari Rasulullah SAW dan berkumpul kelak dengan beliau.
“Tentu kalau berkumpul dengan beliau itu pasti di surga. Sekalipun tempatnya tidak sama. Beliau berada di bintang lima dan kita berada di bintang tujuh. Tapi yang penting di surga, ” ucapnya.
Selanjutnya, Kiai Zuhri mengatakan, mahabbah dan ungkapansyukur atas kelahiran beliau itu tidak cukup hanya mengadakan perayaan maulid seperti ini. Membaca shalawat itu penting sebagai syiar tetapi harus ditindak lanjuti dengan perbuatan. Sebab menurut beliau, kalua hanya dengan bacaan dan harapan kalua tidak ditindak lanjuti dengan perbuatan seperti orang yang punya rumah bocor. Ia hanya merenung, tidak bertindak untuk memperbaiki maka tetap akan bocor.
“Ajaran - ajaran beliau harus diamalkan terutama kita sebagai santri. Santri itu adalah pasukan elit, pasukan khusus. Jadi kita sebagai santri tidak hanya cukup kita mengajarkan dan mengamalkan untuk diri kita saja. Tapi juga mengamalkan ajaran nabi kepada masyarakat, ” tegasnya.
Kiai Zuhri juga menyinggung bahwa saat ini banyak orang yang membid’ah-bid’ahkan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW padahal nabi sendiri memperingati hari kelahirannya.
“Nabi sendiri memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa. Beliau berpuasa setiap hari senin. Hari senin itu hari kelahiran beliau dan diangkatnya beliau menjadi nabi, ” terangnya.
Baca juga:
KSE UNAIR dan ITS Gelar Aksi Donor Darah
|
Pada sambutannya itu, Kiai Zuhri berharap agar santri terus baik yang masih ada di pondok maupun yang sudah berada di tengah-tengah masyarakat.
Ia menyampaikan kembali pernyataan yang disampaikan Menteri PDTT Gus Halim Iskandar, bahwa santri banyak telah mengisi pos-pos kehidupan.
“Banyak santri yang berperan pada sector kehidupan. Ada yang jadi Menteri, presiden, dewan dan banyak jadi kepala desa, ” imbuhnya.